ASAL MULA " WAROENG BUNCIT "
Warung Buncit, begitu orang menyebutnya ....
adalah tempat yang berkembang dari sebuah Warung yang menjual segala kebutuhan rumah tangga mulai dari kebutuhan pangan, minyak lampu, alat pertanian, hingga alat perkakas pertukangan. Singkat kata , saat itu adalah satu-satunya warung serba ada yang mungkin sekarang sudah setingkat Pasar Swalayan untuk memenuhi satu kawasan kampung. Letak Warung Buncit itu sendiri dulu bernama Pulo Kalibata, sekarang lokasi itu kira-kira perempatan bertemunya Jl. Duren Tiga dengan jalan Warung Buncit dan Jalan Mampang.
adalah tempat yang berkembang dari sebuah Warung yang menjual segala kebutuhan rumah tangga mulai dari kebutuhan pangan, minyak lampu, alat pertanian, hingga alat perkakas pertukangan. Singkat kata , saat itu adalah satu-satunya warung serba ada yang mungkin sekarang sudah setingkat Pasar Swalayan untuk memenuhi satu kawasan kampung. Letak Warung Buncit itu sendiri dulu bernama Pulo Kalibata, sekarang lokasi itu kira-kira perempatan bertemunya Jl. Duren Tiga dengan jalan Warung Buncit dan Jalan Mampang.
Sedangkan nama Buncit itu sendiri diambil
dari nama pemilik warung yaitu Koh "Bun Tjit ". Seorang pendagang etnis Tiong hoa
di kawasan itu, lalu menikah dengan wanita warga Betawi setempat. Karena
perkawinan lah ia memeluk agama Islam sebagaimana kebanyakan orang
Betawi. Usaha warung nya menjadi berkembang dan semakin lama orang
menyebutnya Warung milik Buncit. Tanpa disadari perkembangan kampung
semakin ramai seramai dan semaju warung itu sehingga lama kelamaan orang
lebih mengenal nama Warung buncit daripada nama asli kampung
sebelumnya.
Buncit pemilik usaha warung yang sukses
itu memiliki dua anak , yaitu Saimah perempuan dan Dehir laki-laki.
Saimah setelah bersuami tidak dikaruniai keturunan sampai meninggal.
sedangkan Dehir yang juga masih tinggal di kampung yang sama dikarunia
anak bernama Zaenab. Kurang diketahui berapa Dehir memiliki anak.
Dikemudian hari, Zaenab yaitu cucunya
Buncit berkeluarga dan kemudian memiliki beberapa anak. Salah satu dari
anak mereka adalah Haji Burhan, lahir tahun 1954 dan sekarang tinggal di
kawasan Jalan Pejaten sekitar sekolah Strada , rumahnya di Gang Haji Sairan. Lebar jalan masuk menuju rumahnya sekitar satu setengah meter. Dua motor berpapasan harus antre. Itulah cerita tutur
langsung yang didapat tentang asal-usul Warung Buncit dari cicitnya
Buncit seorang keturunan Cina yang menikahi wanita setempat. Haji Burhan memperkirakan lokasi warung milik Bun Tjit itu sekarang di tempat
berdirinya restoran cepat saji KFC, pojok perempatan lampu lalu lintas
atau sekitar Buncit XII.
Perkembangan penting Warung Buncit adalah
pada masa pemerintahan DKI Jakarta dibawah gubernur Ali Sadikin (
gubernur periode 1966 - 1977 ). Banyak tonggak sejarah Jakarta yang
modern dibidani Ali Sadikin. Beberapa diantaranya adalah Taman Impian
Jaya Ancol, Taman Ria Monas, Taman Ismail Marzuki atau TIM, Pekan Raya
Jakarta sampai kawasan lokalisasi Kramat Tunggak.
Di bagian Selatan, yang paling
mempengaruhi perkembangan Warung Buncit adalah diresmikannya Taman
Margasatwa Ragunan atau lebih dikenal Kebun Binatang Ragunan tahun 1969.
Hingga tahun 1973 jalan Warung Buncit masih jalan tanah berbatu dan
belum beraspal. Pada tahun 1974 jalan diperlebar dan diaspal. Konon
kabarnya beberapa tahun sebelum di aspal Gubernur Ali Sadikin telah
membeli tanah yang cukup luas di kawasan Warung Buncit. Kemudian
diperlebar lagi pada tahun 1880an. Sekarang Warung Buncit menjadi jalan
utama yang dihubungkan dengan sarana transportasi Trans Jakarta atau Bus
Way dari Ragunan ke Dukuh Atas di kawasan jalan Sudirman. Lokasi
Warung Buncit menjadi teramat penting. Posisinya menyambung langsung
mulai dari kawasan hunian Kota Depok dan Lenteng Agung ke kawasan
Mampang , bisnis internasional di Kuningan atau jalan HR Rasuna Said.
Sumber : http://berwisata.blogdetik.com/2010/10/21/asal-usul-nama-warung-buncit/
Sumber : http://berwisata.blogdetik.com/2010/10/21/asal-usul-nama-warung-buncit/
Posting Komentar